Maaf jika dulu aku menyetujui untuk memulai denganmu saat aku merasa sendiri. Aku mungkin sudah pernah menyerah, karena saat itu aku masih ingin memenuhi “rasa penasaran” saat apa yang pernah aku harap tetiba kembali ke pelukanku, kembali memelukku erat.
Sekarang aku menerimamu dengan tangan terbuka, bukan hanya karena aku butuh, tapi aku telah siap. Aku benar-benar siap menjadi milikmu. Namun apakah sulit bagimu memahami bahwa ini serius?
Kurasa mudah, untuk mengirimiku pesan di setiap pagi atau menjelang tidur, atau menelfon di sela2 kesibukanmu (tanpa kuminta), atau setidaknya antusias saat aku menghubungimu.