Hari ini kepalaku rasanya sakit, sebenar2nya sakit. Terasa berat menjalani hari. Banyak kejadian tidak mengenakkan yang aku lalui dan membuatku muak dengan dunia. Iya, dunia, bukan lagi muak dengan diriku saja. Help! Aku pun ga tau minta tolong buat apa dan kenapa. Hanya 1 kata itu yang terlintas saat aku merenungi hari ini. Dan sampai aku menulis ini, mataku masih perih, perutku juga sih..
Help! Help! Help!
Aku takut anakku merekam terlalu kuat dalam memorinya, tentang emosi ibunya hari ini. Aku takut anakku menyimpan dendamnya. Dan aku takut aku tdk mendapat maafnya.
Nyatanya dia tetap memelukku saat aku marah dan berteriak. Nyatanya dia tetap minta aku susui saat aku memaksanya minum air putih hingga tersedak. Nyatanya dia tetap memelukku saat aku memaksanya makan.
Hanya karena dia tidak mau makan aku marah. Hanya karena dia makan crayon aku pun marah. Aku hilang sabar.
Wahai Ar Rahim, saat aku berusaha memperbaiki diri untuk Mu, betapa sulit aku bersyukur. Betapa lbh berat lagi ujian keseriusan melawan kefuturan ini. Aku..harus tetap berlari mengejar ampunanMu, kan? Dosaku...tak terkira dan kesulitanku di dunia slh satu konsekuensinya.
Aku harusnya tidak lagi mengeluh utk dilahirkan dalam keluarga yg utuh dan kasih syg yg penuh. Aku harusnya tdk menyalahkan masa lalu, yang bahkan di luar kontrolku. Qadarullah..qadarullah..
Tapi ternyata gulungan2 hitam itu terus berhasil menarikku untuk memuntahkan amarah dan kekesalan. Tabrakan2 antara masalalu dan sekarang menjadi bom waktu amarah di masa depan. Bagaimana aku harus menghentikan?
Rasa bersalah hr ini benar2 berat, ditambah penghakiman orang yang aku sayang. Entah kenapa aku merasa ga dicintai, ga dihormati.
Aku selayaknya butuh ke psikolog, kalau perlu ke hyonoteraphy center. Seriously, I need help!